Saturday, February 8, 2014

Aku dan 19 (2)

Selamat pagi, negeri dongeng!

Kemarin, usiaku tepat sembilan belas tahun, dan ini tahun keduaku berharap kalimat “selamat ulangtahun” atau mungkin “happy birthday” kau ucapkan padaku. Tapi ternyata, harapan itu tinggallah sebuah harapan. Lagipula, siapalah aku ini? Ya, aku sadar, aku sedang berada di alam nyataku.

Dan kemarin malam pula, negeri dongengku menarikku masuk ke dalamnya, bertemu dengan pangeran impianku. Kau duduk di sana, dan kita bercengkerama bersama. Ya, hanya dengan berada di negeri dongeng—aku dan kau adalah satu. Miris memang, ketika realita menampar mimpi-mimpi indah itu dan aku hidup di sana. Negeri dongeng tidak lebih dari sekadar imajinasi dan bunga tidur belaka.

Di hari ulangtahunku yang kesembilan belas ini, ketika harapan akan hadirnya dirimu kembali tidak terwujud, negeri dongeng dengan anggunnya menghiburku. Saat realita membalikkan telapak tangannya, negeri dongeng memberikan segalanya. Ironi sekali, karena harapan akan dirimu tidak kutemukan di dunia nyata, ia hanya berada dalam negeri dongengku yang indah. Abadi di sana.

Namun walau begitu, kusyukuri apa yang kudapatkan. Terima kasih, Tuhan, untuk kado yang Kau berikan walau hanya sebuah bunga tidur yang tidak bisa kubawa masuk ke alam nyataku. Terima kasih, Tuhan, walau hanya dalam tidur lelapku kau temukan aku dengannya, setidak-tidaknya rindu itu terobati.

No comments:

Post a Comment