Thursday, February 6, 2014

Aku dan 19

Alhamdulillah. Segala puji bagi Alloh Swt., hari ini usiaku tepat memasuki 19 tahun. Rasa syukur tiada henti kupanjatkan pada-Mu, ya Alloh, atas segala nikmat dan karunia selama ini. Umur yang panjang, kesehatan, rezeki yang berkecukupan. Semuanya atas kehendak dan kasih sayang-Mu pada hamba yang hanya manusia biasa dan berlumur dosa ini.

Tidak terasa, sudah 19 tahun aku menapaki hidup di bumi ini. Semakin tua saja. Tahun depan, usiaku memasuki kepala dua. Artinya, mulai dari sekarang aku harus terbiasa menghadapi masalah-masalah yang berat. Menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bijak dalam berpikir serta mengambil keputusan. Tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, dan mengurangi kebiasaan menangis untuk hal-hal yang tidak terlalu penting. Juga lebih mampu mengontrol emosi yang kadang naik turun. Seperti kata pepatah, semakin tinggi suatu pohon, maka semakin kencang angin yang menerpanya.

Ada banyak harapan yang kupupuk di usiaku yang kesembilan belas ini. Di antaranya:

1. Semakin Dewasa
Umur memang bukan menjadi patokan kedewasaan seseorang, namun seiring dengan bertambahnya usia, memalukan sekali bila pola pikir yang dipunyai masih bersifat kekanak-kanakan. Olehnya, haruslah kita mempunyai cara berpikir yang lebih bijak, mampu menempatkan sesuatu sesuai dengan status dan kepentingannya, serta selalu bersikap positif. Malu dong, sama umur!

2. Pendidikan yang Cemerlang
Tentu saja, aku bukan lagi remaja putih abu-abu yang kesehariannya diatur oleh jadwal yang tersusun rapi. Di bangku kuliah, aku harus bersikap lebih disiplin dalam menentukan skala prioritas. Membaca buku sebanyak mungkin, menggali ilmu lebih dalam, mengikuti berbagai kegiatan positif, mengurangi foya-foya dan pesta pora. Dengan memaksimalkan waktu untuk hal-hal yang sifatnya baik, insya Alloh, kesuksesan akan segera berada dalam genggaman.

3. Lebih Dekat Bersama Tuhan
Selama ini aku mungkin terlalu sibuk untuk urusan duniawi, hingga terkadang mengabaikan Zat yang telah memberiku kesempatan untuk masih bisa bernafas dan berkegiatan dengan baik. Aku kemudian sadar satu hal: semakin bertambahnya usia, semakin dekat kita dengan kematian. Tentu saja aku tidak mau meninggal dalam keadaan jauh dari Alloh. Karena bila demikian, siapa lagi yang akan membantuku di alam kubur kelak? Selain itu, dekat dengan Alloh juga akan memudahkan impian dan harapanku yang tertunda. So, dunianya dapat, akhiratnya juga dapat.

4. Menemukan yang Terakhir
Sudah tiga tahun lebih lamanya aku “introspeksi diri”. Walaupun dalam kurun waktu itu, aku sempat dekat dengan beberapa pria yang—lumayan menguji mental dan perasaan, dan saat ini aku masih menyimpan satu nama dalam hati. Tapi aku tidak pernah berhenti berdoa, semoga Alloh memberikanku petunjuk tentang “orang terakhir” yang telah ditulisnya dalam Lauhul Mahfudz untukku. Semoga saja Alloh mengizinkanku bertemu, dekat dan bersama-sama dengannya dimulai dari usiaku yang kesembilan belas ini, agar aku bisa belajar menempatkannya dalam hatiku mulai dari sekarang. Semoga Alloh selalu memberiku petunjuk.

Untuk keluarga, teman-teman dan kerabat yang telah memberikan ucapan selamat ulang tahun beserta wishes-nya, terima kasih banyak. Jazakallah khairan. Thank you so much. Merci beaucoup. Danke schon. Arigatou Gozaimasu. Xie Xie. Semoga harapan-harapan yang kalian sebutkan, yang kutulis di atas, dijabah oleh Alloh Swt. Amin ya Robbal Alamin.

No comments:

Post a Comment