Friday, December 27, 2013

Why

Kenapakah? Kenapa orang itu? Kenapa bukan orang lain? Dan kenapa harus...ah.

Tidak pernah tidak kukutuk diriku. Logikaku memberontak, tidak setuju. Lagipula...waktunya memang benar-benar tidak tepat. Dan tokohnya. Juga situasinya.

Kenapakah?

Kenapa harus terlalu peduli?

Kenapa harus berlagak seperti patung?

Kenapa ketika semua orang bersikap biasa, aku malah terpaku dengan beragam pikiran di kepalaku?

Aku baik-baik saja hingga orang itu mengisi pikiranku. Dan hatiku.

Kenapakah?

Kenapa logika sulit sekali menyatu dengan perasaan?

No comments:

Post a Comment