Thursday, January 9, 2014

Aku dan Kau

“Kembali… Kulihat awan membentuk wajahmu,
Desau angin meniupkan namamu,
Tubuhku terpaku...



Halo negeri dongengku! Kemarin kita berjumpa lagi, senang rasanya bisa berada di sana. Ada taman-taman yang indah, sungai yang jernih, kupu-kupu yang cantik, bunga-bunga yang harum, dan tentunya…kau.

Tanganku sepertinya enggan merasa jenuh menceritakan segala hal tentang dirimu. Tentang perasaan yang terpendam bertahun-tahun lamanya. Tentang cinta yang hidup dalam diam. Tentang rindu yang tidak berujung. Tentang pertemuan yang entah kapan waktu akan menjemputnya. Tentangmu.

Ya, lagi lagi kau. Kau seperti tidak ingin beranjak dari pikiranku. Dan hatiku. Kau adalah impian dan negeri dongeng yang hidup di dalam khayalanku. Kau adalah bunga dari setiap tidur nyenyakku. Kau manusia yang maya di mataku.

Ah, apalah aku ini. Tidak ada yang menarik. Pantas saja kau betah tinggal di negeri dongengku, alam nyata seperti enggan menerimamu masuk di dalamnya. Jangan tanya sampai kapan, aku pun tidak bisa menjawabnya.

Mungkin saja, kau tidak lebih dari sekadar pangeran negeri dongeng.

Tapi hatiku selalu berharap, kenyataan akan menarikmu masuk ke dalamnya.


“…and it’s time to face the truth,
I will never be with you.”

2 comments: